Jumat, 01 Juni 2012

EFEK PSIKOLOGI DAKWAH MELALUI MEDIA MASSA


EFEK PSIKOLOGI DAKWAH MELALUI MEDIA MASSA
I.             PENDAHULUAN
Seperti yang kita tahu, psikologi dakwah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala gejala kehidupan kejiwaan (proses metal para pelaku kegiatan dakwah, yaitu dai dan mad’u) dalam mencapai tujuan dakwah. Kegiatan dakwah sendiri merupakan proses menyampaikan, mengajarkan serta mempraktikkan ajaran Islam dengan menjadikannya landasan norma, etika kemanusiaan dalam melaksanakan hak dan kewajiban.
Dalam kegiatan dakwah, da’i menyampaikan pesan kepada mad’u melalui banyak cara. Diantaranya adalah melalui metode al-hikmah, mau’idzotul hasanah, dan mujadalah. Namun pada masa sekarang ini, banyak para da’i yang menggunakan media masa sebagai alat bantu dalam berdakwah. Dan pastinya dalam penggunaan media dakwah tersebut banyak efek yang terjadi. Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan tentang efek psikologi melalui media massa.

II.          PERMASALAHAN
A.    Apakah pengertian Media Massa?
B.     Bagaimana peranan media massa?
C.     Apa saja macam-macam media massa?
D.    Bagaimana pengaruh media massa?
E.     Bagaimana fungsi media massa?
F.      Bagaimana efek psikologi dakwah melalui media massa?

III.      PEMBAHASAN
A.    Pengertian Media Massa
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah panca indra, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima panca indra selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.[1]
Sedangkan media massa adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Media massa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku dan lain sebagainya, sedangkan media elektronik adalah televisi, radio, komputer dean lain-lain.[2]
Unsur-unsur yang terkandung dalam media massa adalah:
a.    Sumber atau komunikator massa
b.    Khalayak (Audience)
c.    Pesan
d.   Proses
e.    Konteks, yaitu hubungan transaksional antara media dan masyarakat.[3]
B.     Karakteristik Media Massa
1.      Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan, sampai pada penyajian informasi
2.      Bersifat satu arah, artinya kurang memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima
3.      Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan dan jarak karena mempunyai kecepatan
4.      Memakai peralatan teknis dan mekanis
5.      Bersifat terbuka, artinya pesan dapat diterima siapa saja dan kapan saja.[4]
C.     Macam-macam Media Massa
1.      Surat kabar
Surat kabar dapat dikatakan sebagai media massa tertua di dunia. Namun, surat kabar memiliki keterbatasan karena hanya dinikmati oleh mereka yang melek huruf, serta lebih banyak disenangi orang tua daripada kaum remaja dan anak-anak. Salah satu kelebihan surat kabar ialah mampu memberikan informasi yang lebih lengkap, bias dibwa kemana-mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila diperlukan.
2.      Buku
Dari semua media massa, buku adalah yang paling elit. Karena biasanya dibaca oleh kelompok khalayak cerdik cendekia. Buku bersifat menghibur dan mendidik. Buku juga menyajikan sejarah masa lampau, penuntun untuk masa kini, dan arahan untuk masa depan.[5]
3.      Film
Film dalam pengertian sempit adalah penyajian gambar lewat layar lebar, tetapi dalam pengertian lebih luas bias juga termasuk yang disiarkan di TV. Film dengan daya visualnya yang didukung audio yang khas, sangat efektif sebagai media pendidikan dan penyuluhan. Namun membutuhkan dana yang besar dan menyita banyak waktu karena harus pergi ke bioskop.
4.      Radio
Salah satu kelebihan radio adalah cepat dan mudah dibawa kemana-mana. Radio bias dinikmati sambil mengerjakan pekerjaan lain, seperti memasak, menulis, menjahit dan semacamnya. Kelemahannya adalah khalayak cenderung melupakannya dengan mudah.
5.      Televisi
Televisi mempunyai sejumlah kelebihan, terutama kemampuannya dalam menyatukan antarfungsi audio dan visual, ditambah dengan kemampuannya memainkan warna. Penonton leluasa menentukan saluran mana yang mereka senangi. Selain itu, TV juga mampu mengatasi jarak dan waktu sehingga penonton yang tinggal di daerah-daerah terpencil dapat menikmati siaran TV. Pendek kata, TV membawa bioskop ke dalam rumah, mendekatkan dunia yang jauh ke depan mata tanpa perlu membuang waktu dan uang untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut.


6.      Komputer
Komputer sering kali disebut sebagai otak tiruan (artificial brain). Kehadiran komputer telah banyak membawa perubahan terutama dalam tugas-tugas jurnalistik, seperti pengiriman dan pengolahan berita secara elektronik. Komputer juga menjadi sarana dalam membantu pengambilan keputusan (decision making) yang cepat, murah, aman, dan akurat.
7.      Internet
Kelebihan jaringan internet adalah kecepatan mengirim dan mendapatkan informasi, sekaligus sebagai penyedia data yang shopisticated. Komputer yang berbasis internet akan menjadi perpustakaan dunia yang dapat diakses melalui satu pintu yang bernama world wide word (www). Internet juga menjadi penyedia media informasi surat kabar (elektronik newspaper), program film, TV, buku baru, dan lain sebagainya. Selain itu, internet dapat difungsikan sebagai media antarpribadi dengan mengirim pesan dalam bentuk electronic mail (e-mail).[6]
D.    Pengaruh Media Massa
Pengaruh komunikasi seperti ceramah dan komunikasi yang menggunakan media massa sangat berpengaruh dalam mengubah attitude atau membentuk attitude baru dan dapat berhasil baik apabila:
1.      Sumber penerangan memperoleh kepercayaan dari audiens
2.      Orang banyak belum mengetahui benar atau ragu-ragu  tentang isi dan fakta-fakta attitude baru
3.      Attitude yang akan dibentuk tidak terlalu jauh isinya dari frame of reference (lingkungan tempat audiens tinggal)
4.      Argument dua pihak lebih bertahan daripada argumen sepihak
5.      Bila attitude yang akan dibentuk terlalu asing bagi frame of reference audiens akan terjadi boomerang-effect (pembentukan attitude sebaliknya)[7]
E.     Fungsi Media Massa
1.      Menghibur (to intertaint)
2.      Meyakinkan (to persuade)
§  Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang
§  Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang
§  Menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu
§  Memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai tertentu
3.      Menginformasikan (to inform)
4.      Menganugerahkan status
5.      Menciptakan rasa kebersatuan, namun media massa juga membuat orang menjadi pravatisasi, yaitu kecenderungan seseorang untuk menarik diri dari kelas social dan mengucilkan diri ke dalam dunianya sendiri.[8]
F.      Efek Psikologi Dakwah Melalui Media Massa
1.      Efek Kognitif
Terjadi jika ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi.[9] Efek kognitif juga berkaitan dengan pembentukan dan perubahan citra. Citra adalah gambaran tentang realitas atau dapat dikatakan sebagai dunia menurut persepsi kita. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif sehingga media massa sangat mempengaruhi pembentukan citra tentang lingkungan social yang timpang, bias, dan tidak cermat.[10]
2.      Efek Afektif
Timbul ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak yang meliputi segala yang berhubungan dengan emosi, sikap, serta nilai. Efek afektif meliputi:
a.       Pembentukan dan perubahan sikap
b.      Rangsangan emosional
c.       Rangsangan seksual.[11]



3.      Efek Behavioral (Efek Konatif)
Merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, meliputi pola-pola tindakan kegiatan atau kebiasaan perilaku.[12] Dan bersangkutan dengan niat, tekat, upaya, usaha yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan.[13]
Sedangkan menurut Keith R. Stamm dan Johne Bowes (1990), efek media massa dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Efek primer
Meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Serta dapat dikatakan secara sederhana bahwa efek primer terjadi jika ada orang mengatakan telah terjadi proses komunikasi terhadap obyek yang dilihatnya.
2.      Efek sekunder
Meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap) dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).[14]

IV.      KESIMPULAN
Media massa adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengarnya. Karakteristiknya adalah bersifat melembaga, bersifat satu arah, meluas dan serempak, memakai peralatan teknis dan mekanis, serta bersifat terbuka.
Ada beberapa macam media massa, yaitu surat kabar, buku, film, radio, telefisi, komputer, dan internet.
Efek psikologi dakwah melalui media massa meliputi:
a.       Efek Kognitif
b.      Efek afektif
c.       Efek konatif (behavior)
Sedangkan menurut Keith R. Stamm dan Johne Bowes (1990), efek media massa dibagi menjadi dua, yaitu:
1.      Efek primer
2.      Efek sekunder

V.          PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar dalam makalah ini masih banyak kekurangan dari segi materi maupun penyampaian. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah kami harapkan guna perbaikan makalah kami selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), Jakarta : Rajawali Pers, 2009
Devito, Joseph A., Komunikasi Antarmanusia (Edisi Kelima), Jakarta: Profesional Book, 1997
Gerungan, W. A., Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2004
Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya CV, 1986, Cet. III



[1] Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Edisi Revisi), Jakarta : Rajawali Pers, 2009, hlm. 123
[2] Ibid, hlm. 25
[3] Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia (Edisi Kelima), Jakarta: Profesional Book, 1997, hlm. 506-507
[4] Op.Cit (Hafied Cangara), hlm. 126-127
[5] Op.Cit (Joseph A. Devito), hlm. 512
[6] Ibid, 127-151
[7] W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2004, hlm. 179
[8] Joseph A. Devito, Komunikasi Antarmanusia (Edisi Kelima), Jakarta: Profesioanl Book, 1997, hlm. 515-517
[10] Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remadja Karya CV, 1986, Cet. III, hlm. 220-221
[11] Ibid, hlm. 231-241

1 komentar: