PENGARUH
POSITIVE THINKING TERHADAP KESEHATAN PSIKIS (PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM)
I.
LATAR BELAKANG
Jiwa atau mental/psikis dapat diartikan sebagai kekuatan yang
menyebabkan hidupnya manusia, menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan
dan berkehendak (budi), dan jiwa menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan
segala gerak jiwanya (Ki Hajar Dewantara, 1962 : 425)
Jiwa sebagai kekuatan hidup (levens beginsel) atau sebabnya hidup
telah pula dikemukakan oleh Aristotetes, yang memandang ilmu jiwa sebagai ilmu
yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa merupakan unsur kehidupan,
karena itu tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Sekalipun jiwa sendiri tidak
nampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai
gejala-gejala kejiwaan.[1]
Dalam perkembangannya, kejiwaan tidak selalu berjalan dengan mulus, namun
banyak yang menjadi hambatan-hambatan yang menyebabkan jiwa seseorang menjadi
sakit, seperti stress, depresi, prustasi, dan lain sebagainya. Factor yang
menghambat pun bermacam-macam, mulai dari hambatan yang bukan dari manusia, hambatan
yang disebabkan oleh orang lain, dan pertentangan antara fikiran positif dan
negative yang terdapat dalam diri orang tersebut.
Untuk mengatasi seseorang yang mengalami stress karena jiwanya yang sakit
adalah dengan berfikir positif, dalam istilah Islam disebut khusnudzon,
baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karena hidup yang dijalani
sekarang merupakan hasil proyeksi dan fikiran. Dan kita harus menjauhkan diri
dari negative thinking (berburuk sangka) atau suudzon terhadap
siapapun agar jiwa kita menjadi jiwa yang sehat.
II.
RUMUSAN
MASALAH
1. Bagaimana pengaruh positif thinking terhadap kesehatan psikis seseorang
dilihat dari perspektif Islam?
III.
TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk menemukan data tentang pengaruh positive thinking terhadap
kesehatan psikis
2. Untuk mengembangkan atau memperluas pengetahuan tentang pengaruh positive
thinking terhadap kesehatan psikis
3. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengaruh positive thinking
terhadap kesehatan psikis
IV.
SIGNIFIKASI /
MANFAAT PENELITIAN
1. Secara
teoritik
Hasil
penelitian diharapkan mampu menambah khasanah ilmu yang berkaitan dengan
Bimbingan Konseling Islam di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
2. Secara praktik
Hasil penelitian
diharapkan dapat mendeskripsikan manfaat-manfaat positive thinking bagi
psikis seseorang yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang manfaat positive thinking bagi kesehatan, sehingga
dapat memberikan sumbangan bagi keilmuan bahwa positive thinking
mempunyai peranan yang penting dalam kesehatan psikis.
V.
TINJAUAN
PUSTAKA
Sebagai upaya
memperoleh data dan usaha menjaga orisinilitas penelitian, maka sangat perlu
bagi peneliti mengemukakan beberapa hasil penelitian dan literatur yang
berkaitan dengan tema ini.
1. menurut Adil Fathi Abdullah dalam bukunya Membangun Positive Thinking
Secara Islami, mengatakan bahwa pikiran yang cerah, bersih dan cemerlang akan
serta merta membawa kita pada sebuah langkah hidup yang tenang, mulus, dan
lurus. Pikiran-pikiran positif seperti itulah yang harus diciptakan agar kita
tidak mengalami kehidupan yang timpang dan gamang, dan dengan berfikir positif
kita akan terbebas dari rasa sedih, cemas, dan takut gagal.
2. Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Admin pada tanggal 7 April 2011 (http://infosehat.technocompinfo.com/tips-kesehatan/pengaruh-berfikir-positif-pada-kesehatan),
suatu teori menyebutkan bahwa memiliki pandangan positif memungkinkan seseorang
untuk mengatasi situasi stress dengan lebih baik, yang akhirnya dapat
mengurangi efek kesehatan berbahaya dari stress pada tubuh.
3. Menurut Achmad Shaleh dalam artikelnya tanggal 16 Oktober 2009 (http://ekspresihati.info/motivasi/positive-thinking-and-positive-change-html)
menyebutkan bahwa positive thinking adalah sebuah sikap atau perilaku,
serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam segala hal maka jalan
yang akan dilalui menjadi lebih ringan dari beban yang sebenarnya. Beberapa
study menunjukkan bahwa kepribadian optimisme banyak berpengaruh pada
kesehatan, proses penyembuhan penyakit, dan kesejahteraan. Berfikir positif
juga merupakan bagian penting dari managemen stress yang efektif. Manfaat dari
kesehatan dari berfikir positif seperti dilansir Mayoclinic meliputi :
1) Meningkatkan usia harapan hidup
2) Menurunkan tingkat depresi
3) Menurunkan tingkat stress
4) Memiliki efek perlawanan terhadap flu
5) Efek psikologis dan kesejahteraan fisik yang lebih baik
6) Mengurangi resiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler
7) Dapat memberikan kemampuan dan keterampilan yang baik untuk menghadapi
stress
4. Dalam sebuah artikel tentang positive thinking pada tanggal 14
Oktober 2011 jam 10:42 p.m. (http://luluvikar.wordpress.com/2011/10/11/positive-thinking-2/)
juga dijelaskan tentang cara-cara untuk membangun positive thinking,
yaitu :
1) Keimanan
2) Perbanyak bersyukur
3) Rendah diri
4) Optimis
5) Sopan dan ramah terhadap sesame
6) Pasrah dan tawakkal
VI.
KERANGKA
TEORITIK
1. Psikis/Mental
a. Pengertian
Jiwa atau psikis dapat diartikan sebagai kekuatan yang menyebabkan
hidupnya manusia, menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan dan berkehendak
(budi), dan jiwa menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak
jiwanya (Ki Hajar Dewantara, 1962 : 425)
b. Kesehatan Mental/Psikis
Dalam
perkembangannya, pengertian kesehatan mental mengalami perkembangan, yaitu:
1) Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit
jiwa (neurosis dan psikosis)
2) Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, dan
masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
3) Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa
serta mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi, serta
terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik)
4) Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
potensi, bakat, dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan
diri dan orang lain, terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa
Dari pengertian
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah
orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, mampu menyesuaikan diri,
sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias,
adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan
berbahagia serta dapat menggunakan potensi yang ada semaksimal mungkin.[2]
c. Gangguan dan Penyakit Jiwa
1) Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar.
Ciri-cirinya adalah :
·
Wawasan
tidak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya
·
Adanya
konflik
·
Reaksi
kecemasan
·
Kerusakan
persial atau sebagai aspek=aspek kepribadian
·
Kadang-kadang
disertai phobia, gangguan pencernaan, tingkah laku obsesif-kompulsif, hysteria,
dan neurestania.
2) Psikosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak dalam keadaan sadar.
Ciri-cirinya adalah :
·
Disorganisasi
proses pikiran
·
Gangguan
dalam emosional
·
Disorientasi
waktu, ruang dan person
·
Dalam
beberapa kasus disertai halusinasi dan delusi.[3]
Menurut hazanah keIslaman, akhlak manusia terbagi menjadi dua, yaitu
akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Seseorang yang akhlaknya baik berarti
jiwanya sehat, dan jika seseorang mempunyai akhlak yang tercela/buruk berarti
jiwanya sakit. menurut al-Ghazali penyakit jiwa beragam bentuknya, yaitu :
·
Al-riya’ (pamer)
·
Al-jild (suka berdebat)
·
Al-khusumat
(selalu bermusuhan)
·
Al-kidb (dusta)
·
Al-ghibbat
(mencari kesalahan orang lain)
·
Al-namimat
(adu domba)
·
Al-ghaddab
(pemarah)
·
Al-hasud (menghasut)
·
Hub
al-dunya (materialistik)
·
Al-bakhil
(pelit)
·
Al-kibr (sombong)
·
Al-ghurur
(menipu)
Selain al-Ghazali, Hasan Muhammad Al-Syarqawi juga menyebutkan
macam-macam penyakit jiwa, yaitu:
·
Al-riya’ (pamer)
·
Al-ghaddab (permusuhan dan iri hati)
·
Al-ghaflat
wa al-nisyan (pelupa)
·
Al-wasasis
(was-was)
·
Al-ya’is
wa al-qunuth (terputusnya
cita-cita dan harapan)
·
Al-thama’
(serakah)
·
Al-ghurur
(tertipu pada urusan duniawi)
·
Al-ujub (membanggakan atau menyombongkan
diri)
Sedangkan dalam
al-Qur’an disebutkan beberapa penyakit jiwa, yaitu :
a) Manusia tidak mau menggunakan potensinya, seperti potensi qalb
untuk memahami, mata untuk memperhatikan, telinga untuk mendengar, dan lain
sebagainya. (QS. Al-A’raf : 179)
b) Karena tidak menggunakan potensi yang dimilikinya, Allah mengunci
perasaan, pendengaran, dan penglihatan mereka (QS. Al-A’raf : 100-101 dan
Al-Baqarah : 7)
c) Jiwanya diliputi dengan ketakutan, kebimbangan dan kerugian (QS. Al-Ahzab
: 26, at-Taubah : 45, dan Ali Imran : 106)
d) Jiwanya diliputu prasangka buruk, dosa-dosa dan hati mendua (QS. Al-Fath
: 12, at-Taubah : 8 dan 64)
e) Jiwanya penuh kesombongan, kecongkangan dan sebagainya (QS. Al-Mukmin :
35)[5]
2. Berfikir Positif (Positive Thinking)
a. Pengertian
Berfikir positif (positive thinking) adalah cara berfikir yang
cerah, bersih dan cemerlang, yang akan serta merta membawa kita pada sebuah
langkah hidup yang tenang, mulus, dan lurus.
b. Terapi Positive Thinking
Suatu teori menyebutkan bahwa memiliki
pandangan yang positif memungkinkan seseorang untuk mengatasi situasi stress
dengan lebih baik, yang akhirnya dapat mengurangi efek kesehatan berbahaya dari
stress pada tubuh. Sikap positif senantiasa akan
mengembangkan sikap-sikap untuk tidak mempermasalahkan masalah, melainkan
mencari solusi atas masalah yang tengah dihadapinya. Karena semua masalah dihadapi
dengan baik dan terselesaikan dengan sikap positif kita, maka stress pun akan
sirna.[6]
c. Manfaat
Manfaat
kesehatan dari berpikir positif seperti disebutkan oleh
Mayoclinic, meliputi:
1) Meningkatkan
usia harapan hidup
2) Menurunkan
tingkat depresi
3) Menurunkan
tingkat stress
4) Memiliki
efek perlawanan terhadap flu
5) Efek
psikologis dan kesejahteraan fisik yang lebih baik
6) Mengurangi
risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler
d. Cara untuk
berfikir positif
1)
Keimanan,
yang artinya percaya bahwa segalanya akan mudah untuk diselesaikan melalui bantuan Allah SWT.
2)
Perbanyaklah bersyukur
3)
Rendah diri,
yaitu dengan berbuat baik pada sesama karena keikhlasan semata-mata mengharapkan ridha Allah.
4)
Optimis
5)
Sopan dan ramah terhadap
sesama
6) Pasrah dan Tawakkal
VII.
METODOLOGI
PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini
merupakan jenis penelitian literature (pustaka), sehingga termasuk jenis
penelitian kualitatif, karena data-data yang disajikan berupa
pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pengaruh positive thinking
terhadap kesehatan psikis.
2. Sumber Data
Di dalam
penelitian ini, pengumpulan data-data yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas akan dilakukan dengan jalan penelitian kepustakaan (library research),
yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber tertulis.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi
literatur. Berbagai sumber data tersebut akan digunakan sesuai dengan sumber
data dan data yang ingin didapatkan dalam memenuhi kebutuhan penelitian. Data-data
bersumber pada catatan transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, artikel dan
lain sebagainya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data
primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang mengenakan alat
pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber
informasi yang dicari. Sedangkan data sekuler adalah data yang diperoleh lewat
pihak lain, biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah
ada.
4. Tehnik Analisis Data
Sedangkan
analisis data mengikuti model analisa Miles dan Huberman (1984) sebagaimana
dalam Sugiyono, yang terbagi dalam beberapa tahap, yaitu:
a.
Data reduction, artinya
berusaha mendapatkan data sebanyak-banyaknya berdasarkan tujuan penelitian yang
telah ditetapkan.
b.
Data display adalah
penyajian data
c.
Conclusion drawing atau
verivication maksudnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Yaitu
penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah bahkan menemukan temuan
baru yang belum pernah ada yang berkaitan dengan judul penelitian
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adil Fathi, Membangun Positive Thinking Secara Islami,
Jakarta : Gema Insani, 2004
Sururin, Ilmu
Jiwa Agama, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2004, Cet. Pertama
Walgito, Bimo,
Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2009
http://ekspresihati.info/motivasi/positive-thinking-and-positive-change-html
(07/01/2012, 21:45)
http://forumm.wgaul.com/archive/index.php/t-85834.html
(07/01/2012, 21:37)
http://infosehat.technocompinfo.com/tips-kesehatan/pengaruh-berfikir-positif-pada-kesehatan
(07/01/2012, 21:39)
http://luluvikar.wordpress.com/2011/10/11/positive-thinking-2/
(07/01/2012, 21:50)
http://pawartosmaya.blogspot.com/2011/04/pengaruh-positif-thinking-bagi.html
(07/01/2012, 21:23)
[7] http://pawartosmaya.blogspot.com/2011/04/pengaruh-positif-thinking-bagi.html (07/01/2012, 21:23)
Ikut baca...
BalasHapusIkut baca...
BalasHapus