Jumat, 01 Juni 2012

PENGARUH POSITIVE THINKING TERHADAP KESEHATAN PSIKIS (PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM)


PENGARUH POSITIVE THINKING TERHADAP KESEHATAN PSIKIS  (PERSPEKTIF BIMBINGAN KONSELING ISLAM)



I.                   LATAR BELAKANG
Jiwa atau mental/psikis dapat diartikan sebagai kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia, menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan dan berkehendak (budi), dan jiwa menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya (Ki Hajar Dewantara, 1962 : 425)
Jiwa sebagai kekuatan hidup (levens beginsel) atau sebabnya hidup telah pula dikemukakan oleh Aristotetes, yang memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala kehidupan. Jiwa merupakan unsur kehidupan, karena itu tiap-tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Sekalipun jiwa sendiri tidak nampak, tetapi dapat dilihat keadaan-keadaan yang dapat dipandang sebagai gejala-gejala kejiwaan.[1]
Dalam perkembangannya, kejiwaan tidak selalu berjalan dengan mulus, namun banyak yang menjadi hambatan-hambatan yang menyebabkan jiwa seseorang menjadi sakit, seperti stress, depresi, prustasi, dan lain sebagainya. Factor yang menghambat pun bermacam-macam, mulai dari hambatan yang bukan dari manusia, hambatan yang disebabkan oleh orang lain, dan pertentangan antara fikiran positif dan negative yang terdapat dalam diri orang tersebut.
Untuk mengatasi seseorang yang mengalami stress karena jiwanya yang sakit adalah dengan berfikir positif, dalam istilah Islam disebut khusnudzon, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Karena hidup yang dijalani sekarang merupakan hasil proyeksi dan fikiran. Dan kita harus menjauhkan diri dari negative thinking (berburuk sangka) atau suudzon terhadap siapapun agar jiwa kita menjadi jiwa yang sehat.

II.                RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana pengaruh positif thinking terhadap kesehatan psikis seseorang dilihat dari perspektif Islam?

III.             TUJUAN PENELITIAN
1.      Untuk menemukan data tentang pengaruh positive thinking terhadap kesehatan psikis
2.      Untuk mengembangkan atau memperluas pengetahuan tentang pengaruh positive thinking terhadap kesehatan psikis
3.      Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengaruh positive thinking terhadap kesehatan psikis

IV.             SIGNIFIKASI / MANFAAT PENELITIAN
1.      Secara teoritik
Hasil penelitian diharapkan mampu menambah khasanah ilmu yang berkaitan dengan Bimbingan Konseling Islam di Fakultas Dakwah IAIN Walisongo Semarang
2.      Secara praktik
Hasil penelitian diharapkan dapat mendeskripsikan manfaat-manfaat positive thinking bagi psikis seseorang yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang manfaat positive thinking bagi kesehatan, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi keilmuan bahwa positive thinking mempunyai peranan yang penting dalam kesehatan psikis.

V.                TINJAUAN PUSTAKA
Sebagai upaya memperoleh data dan usaha menjaga orisinilitas penelitian, maka sangat perlu bagi peneliti mengemukakan beberapa hasil penelitian dan literatur yang berkaitan dengan tema ini.
1.      menurut Adil Fathi Abdullah dalam bukunya Membangun Positive Thinking Secara Islami, mengatakan bahwa pikiran yang cerah, bersih dan cemerlang akan serta merta membawa kita pada sebuah langkah hidup yang tenang, mulus, dan lurus. Pikiran-pikiran positif seperti itulah yang harus diciptakan agar kita tidak mengalami kehidupan yang timpang dan gamang, dan dengan berfikir positif kita akan terbebas dari rasa sedih, cemas, dan takut gagal.
2.      Dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Admin pada tanggal 7 April 2011 (http://infosehat.technocompinfo.com/tips-kesehatan/pengaruh-berfikir-positif-pada-kesehatan), suatu teori menyebutkan bahwa memiliki pandangan positif memungkinkan seseorang untuk mengatasi situasi stress dengan lebih baik, yang akhirnya dapat mengurangi efek kesehatan berbahaya dari stress pada tubuh.
3.      Menurut Achmad Shaleh dalam artikelnya tanggal 16 Oktober 2009 (http://ekspresihati.info/motivasi/positive-thinking-and-positive-change-html) menyebutkan bahwa positive thinking adalah sebuah sikap atau perilaku, serta cara pandang seseorang yang selalu positif dalam segala hal maka jalan yang akan dilalui menjadi lebih ringan dari beban yang sebenarnya. Beberapa study menunjukkan bahwa kepribadian optimisme banyak berpengaruh pada kesehatan, proses penyembuhan penyakit, dan kesejahteraan. Berfikir positif juga merupakan bagian penting dari managemen stress yang efektif. Manfaat dari kesehatan dari berfikir positif seperti dilansir Mayoclinic meliputi :
1)      Meningkatkan usia harapan hidup
2)      Menurunkan tingkat depresi
3)      Menurunkan tingkat stress
4)      Memiliki efek perlawanan terhadap flu
5)      Efek psikologis dan kesejahteraan fisik yang lebih baik
6)      Mengurangi resiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler
7)      Dapat memberikan kemampuan dan keterampilan yang baik untuk menghadapi stress
4.      Dalam sebuah artikel tentang positive thinking pada tanggal 14 Oktober 2011 jam 10:42 p.m. (http://luluvikar.wordpress.com/2011/10/11/positive-thinking-2/) juga dijelaskan tentang cara-cara untuk membangun positive thinking, yaitu :
1)      Keimanan
2)      Perbanyak bersyukur
3)      Rendah diri
4)      Optimis
5)      Sopan dan ramah terhadap sesame
6)      Pasrah dan tawakkal

VI.             KERANGKA TEORITIK
1.      Psikis/Mental
a.       Pengertian
Jiwa atau psikis dapat diartikan sebagai kekuatan yang menyebabkan hidupnya manusia, menyebabkan manusia dapat berfikir, berperasaan dan berkehendak (budi), dan jiwa menyebabkan orang mengerti atau insyaf akan segala gerak jiwanya (Ki Hajar Dewantara, 1962 : 425)
b.      Kesehatan Mental/Psikis
Dalam perkembangannya, pengertian kesehatan mental mengalami perkembangan, yaitu:
1)      Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gangguan dan penyakit jiwa (neurosis dan psikosis)
2)      Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan dirinya sendiri, orang lain, dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.
3)      Terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk mengatasi problem yang biasa terjadi, serta terhindar dari kegelisahan dan pertentangan batin (konflik)
4)      Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi, bakat, dan pembawaan semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahagiaan diri dan orang lain, terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa
Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa orang yang sehat mentalnya adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa, mampu menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah-masalah dan kegoncangan-kegoncangan yang bias, adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi yang ada semaksimal mungkin.[2]
c.       Gangguan dan Penyakit Jiwa
1)      Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar. Ciri-cirinya adalah :
·         Wawasan tidak lengkap mengenai sifat-sifat dan kesukarannya
·         Adanya konflik
·         Reaksi kecemasan
·         Kerusakan persial atau sebagai aspek=aspek kepribadian
·         Kadang-kadang disertai phobia, gangguan pencernaan, tingkah laku obsesif-kompulsif, hysteria, dan neurestania.
2)      Psikosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya tidak dalam keadaan sadar. Ciri-cirinya adalah :
·         Disorganisasi proses pikiran
·         Gangguan dalam emosional
·         Disorientasi waktu, ruang dan person
·         Dalam beberapa kasus disertai halusinasi dan delusi.[3]
Menurut hazanah keIslaman, akhlak manusia terbagi menjadi dua, yaitu akhlak yang baik dan akhlak yang buruk. Seseorang yang akhlaknya baik berarti jiwanya sehat, dan jika seseorang mempunyai akhlak yang tercela/buruk berarti jiwanya sakit. menurut al-Ghazali penyakit jiwa beragam bentuknya, yaitu :
·         Al-riya’ (pamer)
·         Al-jild (suka berdebat)
·         Al-khusumat (selalu bermusuhan)
·         Al-kidb (dusta)
·         Al-ghibbat (mencari kesalahan orang lain)
·         Al-namimat (adu domba)
·         Al-ghaddab (pemarah)
·         Al-hasud (menghasut)
·         Hub al-dunya (materialistik)
·         Al-bakhil (pelit)
·         Al-kibr (sombong)
·         Al-ghurur (menipu)
Selain al-Ghazali, Hasan Muhammad Al-Syarqawi juga menyebutkan macam-macam penyakit jiwa, yaitu:
·         Al-riya’ (pamer)
·         Al-ghaddab (permusuhan dan iri hati)
·         Al-ghaflat wa al-nisyan (pelupa)
·         Al-wasasis (was-was)
·         Al-ya’is wa al-qunuth (terputusnya cita-cita dan harapan)
·         Al-thama’ (serakah)
·         Al-ghurur (tertipu pada urusan duniawi)
·         Al-ujub  (membanggakan atau menyombongkan diri)
·         Al-hizd wa al-hasud (ari hati dan dengki)[4]
Sedangkan dalam al-Qur’an disebutkan beberapa penyakit jiwa, yaitu :
a)      Manusia tidak mau menggunakan potensinya, seperti potensi qalb untuk memahami, mata untuk memperhatikan, telinga untuk mendengar, dan lain sebagainya. (QS. Al-A’raf : 179)
b)      Karena tidak menggunakan potensi yang dimilikinya, Allah mengunci perasaan, pendengaran, dan penglihatan mereka (QS. Al-A’raf : 100-101 dan Al-Baqarah : 7)
c)      Jiwanya diliputi dengan ketakutan, kebimbangan dan kerugian (QS. Al-Ahzab : 26, at-Taubah : 45, dan Ali Imran : 106)
d)     Jiwanya diliputu prasangka buruk, dosa-dosa dan hati mendua (QS. Al-Fath : 12, at-Taubah : 8 dan 64)
e)      Jiwanya penuh kesombongan, kecongkangan dan sebagainya (QS. Al-Mukmin : 35)[5]
2.      Berfikir Positif (Positive Thinking)
a.       Pengertian
Berfikir positif (positive thinking) adalah cara berfikir yang cerah, bersih dan cemerlang, yang akan serta merta membawa kita pada sebuah langkah hidup yang tenang, mulus, dan lurus.
b.      Terapi Positive Thinking
Suatu teori menyebutkan bahwa memiliki pandangan yang positif memungkinkan seseorang untuk mengatasi situasi stress dengan lebih baik, yang akhirnya dapat mengurangi efek kesehatan berbahaya dari stress pada tubuh. Sikap positif senantiasa akan mengembangkan sikap-sikap untuk tidak mempermasalahkan masalah, melainkan mencari solusi atas masalah yang tengah dihadapinya. Karena semua masalah dihadapi dengan baik dan terselesaikan dengan sikap positif kita, maka stress pun akan sirna.[6]
c.       Manfaat
Manfaat kesehatan dari berpikir positif seperti disebutkan oleh Mayoclinic, meliputi:
1)      Meningkatkan usia harapan hidup
2)      Menurunkan tingkat depresi
3)      Menurunkan tingkat stress
4)      Memiliki efek perlawanan terhadap flu
5)      Efek psikologis dan kesejahteraan fisik yang lebih baik
6)      Mengurangi risiko kematian akibat penyakit kardiovaskuler
7)      Dapat memberikan kemampuan dan keterampilan yang baik untuk menghadapi stres.[7]
d.      Cara untuk berfikir positif
1)      Keimanan, yang artinya percaya bahwa segalanya akan mudah untuk diselesaikan melalui bantuan Allah SWT.
2)      Perbanyaklah bersyukur
3)      Rendah diri, yaitu dengan berbuat baik pada sesama karena keikhlasan semata-mata mengharapkan ridha Allah.
4)      Optimis
5)      Sopan dan ramah terhadap sesama
6)      Pasrah dan Tawakkal

VII.          METODOLOGI PENELITIAN
1.      Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian literature (pustaka), sehingga termasuk jenis penelitian kualitatif, karena data-data yang disajikan berupa pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan pengaruh positive thinking terhadap kesehatan psikis.
2.      Sumber Data
Di dalam penelitian ini, pengumpulan data-data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas akan dilakukan dengan jalan penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan jalan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber tertulis.
3.      Tehnik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode studi literatur. Berbagai sumber data tersebut akan digunakan sesuai dengan sumber data dan data yang ingin didapatkan dalam memenuhi kebutuhan penelitian. Data-data bersumber pada catatan transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, artikel dan lain sebagainya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder.  Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian yang mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Sedangkan data sekuler adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah ada.
4.      Tehnik Analisis Data
Sedangkan analisis data mengikuti model analisa Miles dan Huberman (1984) sebagaimana dalam Sugiyono, yang terbagi dalam beberapa tahap, yaitu:
a.       Data reduction, artinya berusaha mendapatkan data sebanyak-banyaknya berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
b.      Data display adalah penyajian data
c.       Conclusion drawing atau verivication maksudnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Yaitu penelitian diharapkan dapat menjawab rumusan masalah bahkan menemukan temuan baru yang belum pernah ada yang berkaitan dengan judul penelitian

VIII.       DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Adil Fathi, Membangun Positive Thinking Secara Islami, Jakarta : Gema Insani, 2004
Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2004, Cet. Pertama
Walgito, Bimo, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2009



[1] Prof. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2009, Hlm. 5-7
[2] Sururin, M.Ag, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : PT Grafindo Persada, 2004, Cet. Pertama, Hlm. 141-148
[3] Ibid, hlm. 151-169
[4] Ibid, hlm. 170-172
[5] Ibid, hlm. 172-176

2 komentar: